Uveitis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada lapisan uvea. Kondisi ini membutuhkan pertolongan medis segera.
Uveitis dapat terjadi secara bertahap dalam beberapa hari atau terjadi secara tiba-tiba. Penderita uveitis dengan gejala bertahap biasanya akan merasakan penurunan pada daya penglihatannya, seperti pandangan yang menjadi buram. Jika dilihat dari luar, mata penderita penyakit ini tetap terlihat normal. Sedangkan penderita uveitis dengan gejala yang tiba-tiba berkecenderungan untuk merasakan nyeri pada mata mereka.
Selain daya penglihatan yang menurun dan nyeri pada mata, ada beberapa gejala uveitis lainnya yang bisa muncul, di antaranya:
- Mata berwarna merah
- Sakit kepala
- Mata menjadi peka terhadap cahaya
- Pupil tidak mengecil saat bereaksi terhadap cahaya
- Menurunnya kemampuan mata dalam melihat objek yang letaknya di samping.
Uvea terdiri dari iris, cincin otot yang terletak di belakang iris (badan siliar), dan lapisan jaringan pendukung mata (koroid). Kasus peradangan uvea yang paling umum terjadi adalah pada iris dan badan siliar. Kondisi peradangan yang dinamakan anterior uveitis ini umumnya menyebabkan nyeri yang terasa secara tiba-tiba disertai kemerahan pada mata. Sedangkan gangguan penglihatan banyak terjadi pada kasus posterior uveitis atau peradangan pada bagian belakang mata, koroid dan retina. Gangguan penglihatan juga banyak terjadi pada kasus intermediate uveitis atau peradangan di belakang badan siliar dan di badan vitreus.
Penyebab Uveitis
Peradangan pada uvea terjadi saat mata merespons infeksi atau bereaksi terhadap penyakit. Namun, pada sekitar 50% kasus, penyebab uveitis tidak diketahui.
Uveitis bukan merupakan suatu kondisi genetis yang dapat diwariskan dari orang tua. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan uveitis, di antaranya:
- Infeksi. Misalnya akibat TBC, infeksi parasit toksoplasmosis, virus cacar atau varicella-zoster, virus herpes, cytomegalovirus, sifilis, dan HIV.
- Gangguan autoimun yang mana sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang jaringan tubuh yang sehat. Kondisi ini terjadi pada penyakit psoriasis, radang usus (kolitis ulseratif dan penyakit Crohn), sklerosis multipel, arthritis reaktif, dan penyakit ankylosing spondylitis.
- Efek samping operasi pada mata.
- Akibat suatu cedera atau trauma pada mata.
- Limfoma atau kanker pada sistem limfatik yang menghubungkan nodus limfa di seluruh tubuh.
Diagnosis Uveitis
Tingkat keberhasilan pengobatan uveitis akan meningkat apabila gejalanya cepat ditangani oleh dokter. Karena itu apabila Anda merasakan nyeri secara terus-menerus atau penglihatan menjadi terganggu, segera temui dokter spesialis mata atau oftamologis.
Pemeriksaan awal uveitis biasanya dilakukan dengan menggunakan lampu slit, yaitu sebuah alat khusus untuk memeriksa mata yang memiliki kinerja menyerupai mikroskop. Selain ini, pemeriksaan scan mata, pemeriksaan darah dan X-ray juga dilakukan apabila diperlukan.
Pengobatan Uveitis
Tujuan utama pengobatan uveitis adalah meredakan peradangan yang terjadi di dalam mata. Sebagai langkah awal, dokter mungkin akan meresepkan tetes mata kortikosteroid untuk menghentikan inflamasi. Jika cara ini tidak berhasil, dokter bisa meresepkan kortikosteroid dalam bentuk pil atau obat suntik.
Pemberian kortikosteroid bisa juga disertai dengan obat-obatan antibiotik, antivirus, atau antijamur apabila peradangan yang terjadi dipicu oleh infeksi. Apabila gejala uveitis cukup parah sehingga membahayakan penglihatan pasien atau uveitis tidak mempan terhadap kortikosteroid, dokter mungkin akan coba meresepkan obat-obatan penekan sistem imun atau obat-obatan cytotoxic.
Tingkat kecepatan pemulihan uveitis setelah diobati tergantung kepada letak atau posisi radang pada uvea dan tergantung pada tingkat keparahan gejalanya. Sebagai contoh, apabila uveitis terjadi di mata bagian depan, biasanya penyembuhannya akan berlangsung lebih cepat jika dibandingkan uveitis yang terjadi di belakang mata.
Pada kasus yang jarang terjadi yang mana uveitis menunjukkan gejala yang sudah sangat parah, prosedur operasi mungkin bisa dilakukan. Contohnya seperti operasi pemasangan alat di dalam mata yang dapat melepaskan obat (misalnya kortikosteroid) secara berkala selama jangka waktu tertentu dan operasi vitrektomi untuk menghilangkan sebagian cairan vitreous atau badan kaca di dalam mata.
Komplikasi Uveitis
Uveitis dapat menimbulkan komplikasi apabila tidak diobati secepatnya, terutama pada jenis intermediate dan posterior. Selain itu, komplikasi juga berisiko dialami oleh penderita uveitis kronis dan penderita uveitis yang berusia di atas 60 tahun ke atas.
Beberapa jenis komplikasi akibat uveitis adalah:
- Sinekia posterior (kondisi yang mana iris melekat pada lensa mata akibat peradangan).
- Katarak, yaitu munculnya tekstur keruh pada lensa mata yang dapat mengganggu penglihatan atau bahkan kebutaan.
- Glaukoma, yaitu peningkatan tekanan yang terjadi di dalam mata yang dapat menyebabkan rusaknya saraf optik.
- Ablasi retina, yaitu terpisahnya retina dari pembuluh darah yang menyuplainya.
- Edema makula kistoid atau pembengkakan pada retina.
ConversionConversion EmoticonEmoticon