Apa Itu Penyakit Trakhoma

Trakhoma adalah salah satu infeksi bakteri pada mata. Penyakit ini adalah penyakit menular dan merupakan penyebab kebutaan tertinggi di dunia dengan kasus terbanyak ada di Afrika. Trakhoma aktif biasanya lebih umum menyerang anak-anak usia 3-5 tahun. Sementara pada usia orang dewasa, perempuan dewasa memiliki risiko lebih besar akibat frekuensi kedekatan yang lebih sering dibandingkan pria, misalnya pengasuh anak.

Trakhoma biasanya menyerang mata dan kelopak mata terlebih dulu dengan gejala awal berupa iritasi dan gatal ringan. Trakhoma ditularkan melalui kontak dengan penderita dengan memegang benda yang terpapar bakteri, misalnya menyentuh saputangan bekas menutupi batuk. Penularan juga bisa berasal dari cairan tenggorokan yang keluar. Jika tidak segera diobati, trakhoma dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kebutaan.

Penyebab Trakhoma
Trakhoma adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Bakteri ini juga bisa menyebabkan penyakit menular seksual chlamydia (klamidia) dan ditularkan dari seseorang yang telah terinfeksi bakteri ini. Trakhoma dapat menular ketika orang yang terinfeksi menyentuh mata atau hidung mereka lalu menyentuh orang lain. Penularan trakhoma juga mungkin terjadi melalui perantara benda, serangga, atau lalat yang hinggap di mata. Lalat dapat membawa cairan yang mengandung bakteri dari mata maupun hidung ke orang lain. Benda-benda seperti handuk dan pakaian juga bisa menjadi media penularan trakhoma.

Bakteri penyebab trakhoma menyebabkan peradangan pada lapisan dalam dari kelopak mata dan menyebabkan infeksi. Infeksi yang terus berulang kemudian menyebabkan kelopak mata menjadi terlipat ke dalam. Pertumbuhan bulu mata menjadi ikut tumbuh ke dalam sehingga mengenai mata. Infeksi yang parah dan berulang dapat  menimbulkan jaringan parut pada kornea mata. Mata kemudian akan mengeluarkan lendir atau nanah yang mengandung bakteri yang bisa terbawa atau tertular kepada orang lain.

Beberapa faktor lain juga berperan dalam penularan trakhoma, yaitu:
  • Populasi yang hidup dalam kemiskinan dan tempat tinggal yang terlalu padat atau berhimpitan, terutama di negara-negara miskin.
  • Sanitasi yang buruk berdampak pada rendahnya tingkat kesehatan individu atau pribadi manusia, misalnya tangan dan wajah yang tidak bersih turut mempermudah penyebaran penyakit ini.
  • Jumlah toilet yang minim atau tidak sesuai standar sanitasi yang layak akan meningkatkan risiko tertular
  • Populasi lalat yang tidak terkendali pada suatu daerah akan membuat area tersebut rawan terhadap berbagai infeksi, termasuk trakhoma.
  • Penyebaran trakhoma akan lebih tinggi jika area terkait memiliki populasi anak-anak yang tinggi juga, khususnya berusia 4-6 tahun.
  • Perempuan memiliki risiko mengidap trakhoma lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Hal ini dapat disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang berhubungan dengan mengasuh atau berinteraksi dengan anak-anak.

Gejala Trakhoma
Selain iritasi dan gatal-gatal ringan di mata dan kelopak mata, trakhoma juga memiliki gejala lain, yaitu:
  • Sakit mata
  • Pembengkakan mata
  • Sensitif terhadap cahaya
  • Keluarnya cairan berupa lendir atau nanah dari mata
  • Meningkatnya detak jantung
  • Disusul dengan komplikasi pada telinga, hidung, dan tenggorokan

Gejala trakhoma membutuhkan proses yang lama sebelum akhirnya berkembang menjadi penyakit. Bakteri penyebab trakhoma memiliki periode inkubasi selama 5-12 hari sebelum seseorang mengalami gejala awal berupa iritasi atau peradangan pada lapisan terluar mata dan kelopak (konjungtivitis).
Gejala yang lebih menyakitkan umumnya juga muncul ketika anak telah tumbuh dewasa. Selain itu, gejala trakhoma juga dapat memengaruhi jaringan kelenjar pelumas di kelopak dan kelenjar penghasil air mata (kelenjar lakrimal) yang menyebabkan mata mengalami kekeringan yang berakibat pada semakin parahnya kondisi trakhoma tadi.

Terdapat 5 tahapan perkembangan penyakit trakhoma menurut penjabaran organisasi kesehatan dunia (WHO), yaitu:
  • Peradangan pada jaringan folikel yang mengandung limfosit, salah satu jenis sel darah putih. Folikel ini dapat dilihat di permukaan bagian dalam kelopak mata atas.
  • Peradangan (infeksi) menjadi makin parah dan menyebabkan iritasi serta penebalan atau pembengkakan pada kelopak mata atas.
  • Jaringan parut di bagian dalam kelopak mata yang muncul akan terlihat seperti garis putih tebal, jika dilihat dengan kaca pembesar. Tahap ini menyebabkan kelopak mata terlipat ke dalam atau disebut entropion.
  • Pertumbuhan bulu mata menjadi ikut terpengaruh hingga tumbuh ke dalam (trikiasis) dan menggesek kornea mata sebagai permukaan mata terluar.
  • Kornea yang terus-menerus tergesek akibat peradangan kelopak mata dan bulu mata yang tumbuh ke dalam kemudian akan menyebabkan menurunnya kualitas penglihatan, yaitu menjadi samar (corneal clouding).

Segera temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas atau baru kembali dari bepergian ke daerah yang rawan penularan trakhoma. Selain memperbesar kemungkinan penyembuhan dan menghindari kebutaan, mengobati trakhoma lebih dini juga akan meminimalkan penularan penyakit ini kepada orang lain.

Diagnosis Trakhoma
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan kunjungan ke dokter terkait dengan gejala yang dialami adalah tetap berada di rumah untuk sementara waktu untuk mengurangi risiko penularan penyakit. Hindari juga beberapa hal berikut:
Selalu pastikan kebersihan badan
Jangan menyentuh mata dengan tangan yang belum dicuci,
Berbagi handuk, saputangan, atau baju dengan orang lain. Disarankan untuk mencuci pakaian tiap hari dan jangan dipinjamkan kepada orang lain.
Jangan menggunakan lensa kontak dan kosmetik yang berhubungan dengan mata seperti: maskara.
Jika penderita masih berusia anak-anak, cegah anak berdekatan dengan anak lainnya agar tidak terjadi
Penderita biasanya akan langsung dirujuk kepada dokter spesialis mata yang akan melakukan pemeriksaan pada kelopak mata atau mengambil sampel bakteri dari mata untuk uji laboratorium.

Pengobatan Trakhoma
Trakhoma dapat diobati dengan pemberian antibiotik dan memiliki tingkat penyembuhan yang bagus jika dideteksi lebih awal. Pengobatan dapat berbeda jika ternyata pasien telah berada pada tahapan perkembangan trakhoma yang lebih serius. Beberapa jenis pengobatan trakhoma, yaitu:
Pemberian obat-obatan, biasanya dilakukan pada tahap awal perkembangan trakhoma menggunakan antibiotik. Obat minum azithromycin atau salep mata tetracycline adalah beberapa contoh antibiotik yang akan diberikan oleh dokter.

Prosedur bedah mata adalah langkah yang mungkin dilakukan jika trakhoma telah berada pada tahap yang lebih parah, seperti:

Pemasangan perban berperekat di atas bulu
Tujuannya agar tidak menyentuh mata. Prosedur ini bersifat sementara atau jika tidak tersedia prosedur pengangkatan bulu mata di lokasi pasien berobat.

Pengangkatan bulu mata
Prosedur ini dapat dilakukan berulang kali untuk mencegah bulu mata tumbuh ke dalam dan melukai kornea mata.

Prosedur pemutaran kelopak mata
Prosedur ini dilakukan dengan membuat sayatan pada kelopak yang luka dan menjauhkan bulu mata dari kornea mata. Prosedur ini juga dapat membantu mencegah kerusakan kornea lebih jauh.

Transplantasi kornea.
Prosedur ini dilakukan jika trakhoma telah menyebabkan gangguan penglihatan yang serius akibat adanya jaringan parut pada kornea mata. Meski demikian, transplantasi kornea mata akibat trakhoma seringnya tidak mampu memperbaiki penglihatan atau tidak memiliki hasil yang bagus.

Infeksi trakhoma sangat menular dan dapat terjadi berulang kali hingga tindakan pengobatan biasanya dilakukan dalam skala yang lebih besar dan luas untuk menghentikan penyebaran pada daerah dengan kasus trakhoma yang banyak.

WHO menyarankan kepada suatu daerah dengan kasus trakhoma anak yang mencapai di atas 10 persen dari keseluruhan populasi untuk mendapatkan pengobatan trakhoma bagi seluruh anggota populasi tersebut.

Komplikasi Trakhoma
Infeksi trakhoma yang tidak segera diobati atau trakhoma yang berulang dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi, yaitu:
  • Jaringan parut pada permukaan bagian dalam kelopak mata.
  • Perubahan bentuk pada kelopak mata. Kelopak mata dapat melipat ke arah dalam (entropion), atau bulu mata yang tumbuh ke dalam (trichiasis).
  • Jaringan parut pada kornea mata.
  • Berkurangnya penglihatan sebagian atau hilang sepenuhnya.

Pencegahan Trakhoma
Trakhoma patut ditangani untuk mencegah penularan atau terulangnya infeksi. Ada baiknya anggota keluarga yang tinggal bersama penderita juga melakukan pemeriksaan mata, dan bila perlu pengobatan, untuk memastikan trakhoma tidak membahayakan orang lain di sekitarnya.
Mulailah melakukan tindakan-tindakan yang berujung kepada terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitar Anda. Dengan demikian Anda akan turut mencegah perkembangan dan penularan penyakit. Beberapa tindakan yang bisa dilakukan, antara lain:
  • Mencuci tangan dan wajah. Membiasakan cuci muka dan tangan dapat menyingkirkan cairan bakteri dari mata dan mengurangi risiko penularan infeksi. Inilah sebabnya sumber air bersih juga diperlukan di area yang padat populasi.
  • Mengurangi populasi lalat akan turut mengurangi risiko penyebaran penyakit. Mengelola pembuangan sampah atau kotoran manusia maupun hewan adalah salah satu cara mengurangi perkembangbiakan lalat.
  • Menambah dan menjaga sumber air bersih dan segar akan membantu menjaga kebersihan lingkungan.

Sebuah strategi telah dikembangkan oleh World Health Organization sebagai bagian dari usaha pencegahan trakhoma melalui metode SAFE, yaitu:
  • Pembedahan sebagai upaya mengobati trakhoma pada tahap lanjut (Surgery)
  • Pemberian antibiotik untuk mengobati dan mencegah infeksi (Antibiotics)
  • Menjaga kebersihan wajah (Facial cleanliness)
  • Peningkatan kelayakan sanitasi, air, dan pengendalian lalat di lingkungan tempat tinggal (Environmental improvements)
Sumber: alodokter.com



    Previous
    Next Post »
    Thanks for your comment